Minggu, 12 Oktober 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Just in-time (JIT) adalah sebuah filosofi pemecahan masalah secara berkelanjutan dan memaksa yang mendukung produksi yang ramping (lean). Produksi yang ramping (lean production) memasok pelanggan persisi sesuai dengan keinginan pelanggan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya, tanpa pemborosan, melalui perbaikan berkelanjutan. Produksi lean dikendalikan oleh “tarikan” yang berupa pesanan pelanggan. JIT adalah sebuah ramuan utama dari produksi lean menopang keunggulan bersaing dan menghasilkan keuntungan keseluruhan yang lebih besar.
Dengan JIT, persediaan dan komponen “ditarik” melalui sebuah sistem untuk tiba dimana dan kapan diperlukan. Ketika unit yang baik tidak datang saat diperlukan, berarti sebuah “masalah” telah diidentifikasi. Hal ini menjadikan JIT sebagai alat yang sempurna untuk membantu para manajer operasi membari nilai tambah dengan menghilangka pemborosan dan variabilitas yang tidak dikehendaki. Karena tidak ada kelebihan persediaan atau kelebihan waktu di dalam sistem JIT, biaya yang berhubungan dengan persediaan tidak diperlukan dihapuskan dan throughput diperbaiki. Sebagai konsekuensinya, manfaat JIT terutama sekali sangat menolong dalam mendukung strategi respon cepat dan biaya rendah.
1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yakni:
1.      Apa yang dimaksud dengan prosuksi ramping dan sistem produksi toyota?
2.      Bagaimana menentukan jumlah kartu kanban atau kontainer?
3.      Bagaimana sasaran kemitraan JIT?
4.      Apa yang dimaksud dengan tata letak JIT dan dampaknya pada karyawan?
5.      Bagaimana pengimplementasi JIT dalam sektor jasa?
1.3     Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa mampu:
1.      Mendefinisikan JIT dan sistem produksi ramping (lean)
2.      Mengidentifikasikan kanban atau kontainer
3.      Menjelaskan kemitraan JIT
4.      Menguraikan sistem produksi lean




BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Produksi Ramping
Produksi yang ramping (lean) dapat dilihat sebagai hasil akhir dari sebuah Funsi MO yang berjalan dengan baik. Perbedaan utama antara JIT dengan produksi lean adalah JIT merupakan sebuah filosofi perbaikan berkelanjutan dengan fokus internal, sementara produksi lean memulai secara eksternal dengan fokus pada pelanggan. Memahami apa yang pelanggan inginkan dan memastikan input dan umpan balik pelanggan adalah titik awal bagi produksi lean. Produksi lean berarti mengidentifikasi nilai pelanggan di masa datang dengan menganilisis semua aktifitas yang diperlukan, dan melakukan optimasi proses secara keseluruhan sesuai dengan pandangan pelanggan. Manajer menemukan apa yang dapat memberikan nilai bagi pelanggan dan apa yang tidak.
2.2     Sistem Produksi Toyota
Produksi lean terkadang disebut sebagai Sistem Produksi Toyota (Toyota Production System-TPS), dengan Eiji Toyota dan Taiichi Onho dari Toyota Motor Company yang diberi pujian atas pendekatan dan inovasinya. Jika memang terdapat perbedaan di antara JIT, produksi lean dan TPS adalah bahwa JIT menekankan perbaikan yang berkelanjutan, sementara produksi lean menekankan pemahaman pelanggan, dan TPS menekankan pembalajaran dan pemberdayaan karyawan pada sebuah lingkungan lini perakitan. Dalam praktik, terdapat sedikit sekali perbedaan dan istilah ini seringkali digunakan secara bergantian.
Pada dasarnya, lean berpusat pada “mendapatkan nilai dengan sesedikit mungkin pekerjaan”. Lean manufaktur merupakan filosofi yang dikembangkan oleh Toyota Production System. TPS dikenal karena fokusnya mengurangi pemborosan atau yang dikenal dengan istilah “MUDA” (bahasa jepang), untuk meningkatkan nilai pelanggan secara keseluruhan, namun ada beberapa perspektif tentang cara pencapiannya.
Gambaran
Prinsip lean datang dari industri manufaktur Jepang. Istilah ini dicetuskan oleh John Krafcik tahun 1988 dalam artikel berjudul “Triumph Of the Lean Production System” yang dipublikasikan dalam Sloan Management Review.
Istilah lean juga sering diartikan sebagai kumpulan dari “peralatan” yang membantu untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan kualitas produk akan meningkatkan waktu produksi serta biaya produksi akan dapat dikurangi. Contoh “peralatan” dari lean adalah Value Stream Mapping (VSM), Metode 5R, Kanban, serta Poka-yoke.
Hal kedua yang diperkenalkan Toyota yang berhubungan dengan lean adalah meningkatkan aliran atau kelancaran pekerjaan, dengan cara mengurangi ketidakseimbangan yang dikenal dengan istilah “MURA” (bahasa jepang). Teknik untuk memperbaiki aliran ini termasuk leveling produk, sistem “pull” (tarik) dan Heijunka box.
Toyota memandang bahwa lean bukan hanya sekedar peralatan, namun pengurangan tiga jenis pemborosan yakni “muda” (pekerjaan yang tidak memberi nilai tambah). “muri” (pekerjaan yang berlebihan) dan “mura” (ketidakseimbangan), dengan menemukan masalah secara sistematik.
2.3     Kanban
Kanban adalah kata dalam bahasa jepang yang berarti kartu. Dalam usaha mereka untuk mengurangi persediaan, orang jepang menggunakan sistem yang “menarik” persediaan di seluruh pusat kerja. Mereka sering menggunakan istilah “kartu” untuk memberikan isyarat akan kebutuhan kontainer material berikutnya-maka disebut kanban. Kartu menjadi otorisasi bagi kontainer material berikutnya untuk diproduksi.
Sistem kanban bisa dijumpai pada supermarket di lingkungan Anda: pelanggan membeli: pegawai gudang mengamati rak atau menerima pesanan dari daftar penjualan di akhir hari (end-of-day) dan melakukan pengisian persediaan ulang. Saat persediaan terbatas, bila ada, di tempat penyimpanan toko habis, maka isyarat “tarik”  akan dikirim ke gudang, distributor, atau pabrikan untuk memasok kembali, yang umumnya terjadi pada malam itu juga.  Faktor yang mempersulit sebuah perusahaan manufaktur adalah kebutuhan akan adanya proses manufaktur (produksi) yang nyata.
Beberapa tambahan mengenai kanban yang dapat berguna:
·         Ketika pemakai dan produsen tidak berada dalam kontak visual, sebuah kartu mungkin dapat digunakan cara yang lain, sebuah cahaya atau bendera atau tanda kosong di lantai mungkin cukup memadai.
·         Karena sebuah stasiun tarik mungkin memerlukan beberapa komponen yang perlu dipasok ulang, beberapa teknik kanban tarik dapat digunakan untuk produk yang berbeda pada stasiun tarik yang sama.
·         Pada umumnya, setiap kartu mengendalikan sejumlah tertentu atau komponen yang spesifik, walaupun berbagai sistem kartu digunakan jika sel kerja produksi menghasilkan beberapa komponen atau jika ukuran lot berbeda dengan ukuran yang dipindahkan.
·         Dalam sebuah sistem MRP jadwal dapat dilihat sebagai perintah yang “dibuat” dan kanban sebagai jenis sistem “tarik” yang memulai produk yang sebenarnya.
·         Kartu kanban menyediakan sebuah pengendalian langsung (batas) dari jumlah barang setengah jadi di antara sel.
·         Jika terdapat kawasan penumpukan barang yang berdekatan, maka sebuah sistem dua-kartu dapat digunakan-sebuah kartu beredar di antara pemakai dan kawasan penumpukan barang, dan yang lain beredar di antara kawasan penumpukan barang dan area produksi.
Gambar di atas adalah diagram titik persediaan keluar dengan tanda isyarat-peringatan.
2.4     Menentukan Jumlah Kartu Kanban atau Kontainer
Banyaknya kartu kanban, atau kontainer, dalam sebuah sistem JIT menentukan jumlah persediaan yang diperintahkan. Untuk menentukan banyaknya kontainer yang mundur dan maju di antara area penggunaan dan area produksi, pertama-tama pihak manajemen menentukan ukuran dari setiap kontainer. Hal ini dilaksanakan dengan cara menghitung ukuran lot, menggunakan sebuah model seperti model kuantitas dengan cara menghitung jumlah lot, menggunakan sebuah model seperti model kuantitas pesanan produksi. Pengaturan banyaknya kontainer yang melibatkan pengetahuan (1) lead time yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kontainer komponen dan (2) jumlah persediaan pengaman yang diperlukan untuk menjaga ketidakpastian atau variabilitas dalam sistem tersebut. Banyaknya kartu kanban dihitung sebagai berikut:
Jumlah kanban (kontainer) =
                                                                        atau
                                               k =
Contoh:
Hobs Bakery menghasilkan kue jangka pendek yang akan dikirimkan ke toko bahan makanan Pemiliknya, Ken Hobbs, ingin mencoba mengurangi persediaan dengan beralih ke sistem kanban. Ia telah mengumpulkan data berikut dan meminta Anda untuk menyelesaikan proyek dengan memberitahukan kepadanya jumlah kanban (kontainer) yang diperlukan.
Permintaan harian (D) = 500 kue
Lead time produksi (L) = 2 hari
Persediaan pengaman (S) = ½ hari
Ukuran kontainer (yang ditentukan dengan basis ukuran pesanan produksi EOQ) = 250 kue
Jawaban
Permintaan selama lead time (= lead time x permintaan harian = 2 hari x 500 kue=) 1.000
Persediaan pengaman = 250
Jumlah kanban (kontainer) yang diperlukan =
                                                                        =
                                                                        = 5
2.5     Kelebihan Kanban
kontainer biasanya sangat kecil, pada senilai beberapa jam produksi. Sistem yang demikian memerlukan jadwal yang ketat. Jumlah kecil harus diproduksi beberapa kali dalam sehari. Proses harus berjalan lancar dengan variabilitas kecil dalam kuntitas lead time karena setiap kekurangan akan berdampak secara langsung pada sistem secara keseluruhan. Kanban memberikan penekanan tambahan untuk memenuhi jadwal, mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan oleh setup, dan penanganan material yang hemat.
Apakah disebut kanban atau selainnya, keuntungan dari persediaan yang kecil dan penarikan material melalui pabrik yang dilakukan hanya ketika diperlukan sangat penting. Sebagai contoh, batch yang kecil menjadikan jumlah material yang cacat atau terunda yang sangat terbatas. Permasalahan tampak jelas dalam seketika. Banyak aspek persediaan yang tidak baik; hanya satu aspek-ketersediaan-yang baik. Diantara aspek yang tidak baik adalah kualitas buruk, keusangan, kerusakan, ruang yang penuh, aset yang mengikat, asuransi yang meningkat, penanganan material yang meningkat, dan kecelakaan yang terus meningkat. Sistem kanban menekankan semua hal negatif pada persediaan.
Sistem kanban di pabrik sering menggunakan kontainer standar dan bisa digunakan kembai untuk melindungi sejumlah tertentu yang akan dipindahkan. Kontainer seperti ini juga diperbolehkan dalam rantai pasokan. Kontainer yang terstandarisasi mengurangi beban dan biaya penjualan, menghasilkan lebih sedikit ruang yang terbuang dalam kereta gendeng, dan memerlukan lebih sedikit tenaga kerja untuk mengemas, membongkar, dan menyiapkan item.

2.6     Sasaran Kemitraan JIT
Empat sasaran kemitraan JIT adalah:
1.      Penghilangan aktivitas yang tidak perlu. Sebagai contoh, dengan adanya para pemasok yang baik, maka aktivitas penerimaan dan inspeksi berikutnya tidak diperlukan dalam JIT.
2.      Penghapusan persediaan di pabrik. JIT mengirimkan material ke tempat dan saat diperlukan. Persediaan bahan baku diperlukan hanya jika terdapat alasan untuk meyakini bahwa pemasok tidak dapat diandalkan. Demikian juga, bagian atau komponen harus dikirimkan dalam lot kecil secara langsung ke departemen yang akan menggunakannya ketika dibutuhkan.
3.      Penghapusan persediaan yang transit. General Motors pernah memperkirakan bahwa pada setiap saat, lebih dari setengah persediaannya berada dalam proses transit. Departemen pembelian modern saat ini menunjukkan pengurangan persediaan dalam transit dengan cara memberikan harapan kepada para pemasok dan calon pemasok untuk mengambil lokasi di dekat bangunan pabrik dan melakukan pengiriman kacil yang sering. Semakin pendek aliran material pada saluran sumber daya, semakin sedikit jumlah persediaan.
4.      Penghilangan para pemasok yang lemah. Ketika sebuah perusahaan mengurangi sejumlah pemasok, maka hal ini berarti meningkatkan komitmen jangka panjang. Untuk memperoleh kualitas dan keandalan yang terus meningkat, penjual dan pembeli memiliki kepahaman yang sama dan kepercayaan yang timbal balik. Mencapai pengiriman pada saat hanya bila diperlukan dan dengan jumlah yang dibutuhkan juga membutuhkan kualitas yang sempurna-atau sebagaimana yang juga dikenal sebagai cacat nol (zero defect). Tentu saja, baik pemasok maupun sistem pengiriman harus sempurna.
2.7     Perhatian para Pemasok
Untuk membangun kemitraan JIT, beberapa perhatian pemasok harus dijawab. Perhatian pemasok tersebut meliputi:
1.      Keinginan untuk diversifikasi. Banyak pemasok tidak ingin terikat dengan kontrak jangka panjang dengan hanya satu pelanggan. Persepsi pemasok adalah bahwa mereka akan dapat mengurangi risiko jika mempunyai beberapa pelanggan.
2.      Penjadwalan pelanggan yang lemah. Banyak pemasok hanya memiliki sedikit keyakinan pada kemampuan pembeli untuk mengurangii pesanan menjadi jadwal yang lancar dan terkoordinasi.
3.      Perubahan teknik. Perubahan teknik yang sering, dengan lead-time yang tidak cukup bagi para pemasok untuk menyelesaikan perubahan perkakas dan proses, merupakan malapetaka bagi JIT.
4.      Jaminan mutu. Produksi dengan tidak ada cacat, dianggap tidak realistis oleh banyak pemasok.
5.      Ukuran lot kecil. Para pemasok sering memiliki proses yang dirancang untuk ukuran lot besar dan melihat bahwa penyerahan yang sering kepada pelanggan dalam lot kecil sebagai cara untuk memindahkan biaya penyimpanan kepada pemasok.
6.      Kedekatan. Bergantung kepada lokasi pelanggan, penyerahan yang sering dari pemasok dalam lot kecil mungkin terlihat menjadi penghalang secara ekonomis.
2.8     Tata Letak JIT
Tata letak JIT (JIT layout) mengurangi bentuk lain pemborosan-yaitu, pergerakan. Bergeraknya material pada suatu lantai pabrik (atau kertas di kantor) tidak memberi nilai tambah. Sebagai konsekuensinya, tata letak fleksibel yang mengurangi bergeraknya orang dan material yang dibutuhkan. Tata letak JIT memindahkan material secara langsung ke lokasi yang diperlukan. Sebagai contoh, sebuah lini perakitan harus dirancang dengan titik penyerahan di dekat lini perakitan tersebut, sehingga material tidak perlu dikirimkan terlebih dahulu ke departemen penerimaan di tempat lain dalam pabarik, kemudian dipindahkan lagi. Inilah yang dilakukan VF Corporation’s Wrangler Division di Greensboro, North Carolina. Sekarang denim dikirimkan secara langsung ke lini perakitan. Di saat tata letak mengurangi jarak, perusahaan juga dapat menghemat ruang dan menghapuskan area potensial untuk persediaan yang tidak dikehendaki.
Berikut ini Taktik Tata Letak
1.      Membangun sel kerja untuk keluarga produk
2.      Memperkecil jarak
3.      Mendesain ruang berukuran kecil untuk persediaan
4.      Meningkatkan komunikasi karyawan
5.      Menggunakan alat poka-yoke
6.      Membangun peralatan yang fleksibel atau dapat dipindahkan
7.      Melatih silang para pekerja untuk menambah fleksibilitas
2.9     Dampak pada Karyawan
Karyawan yang bekerja bersama dilatih secara bersilang sehingga mereka dapat membawa efisiensi dan fleksibilitas pada sel kerja. Tata letak JIT menjadikan karyawan dapat bekerja sama sehingga mereka dapat menceritakan permasalahan dan peluang untuk perbaikan satu sama lain. Saat tata letak menyediakan operasi berurutan, umpan balik dapat segera didapat. Cacat adalah suatu pemborosan. Saat para pekerja menghasilkan unit satu demi satu, mereka menguji setiap komponen atau produk pada setiap langkah produksi berikutnya. Mesin dalam sel kerja dengan fungsi pengujian mandiri “poka-yoke” mendeteksi terjadinya cacat dan berhenti secara otomatis. Sebelum JIT ditetapkan, produk cacat digantikan, dan diambil dari persediaan. Karena kelebihan persediaan tidak dipertahankan pada fasilitas JIT, maka tidak terdapat penyangga seperti itu. Membuat produk secara benar pada pertama kali adalah hal yang kritis.
2.10   JIT Dalam Sektor Jasa
Semua teknik JIT dalam hubungannya dengan para pemasok, tata letak, persediaan dan penjadwalan digunakan dalam sektor jasa.
·         Pemasok
Seperti yang telah dicatat, hampir setiap restoran berhadapan dengan para pemasok dalam basis JIT. Yang tidak, pada umumnya gagal. Pemborosan sangat jelas-makanan terbuang dan pelanggan mengeluh.
·         Tata Letak
Tata letak JIT diperlukan dalam dapur restoran, di mana makanan dingin harus disajikan dingin dan makanan hangat disajikan hangat. Sebagai contoh, McDonald’s telah mengatur kembali tata letak dapurnya dengan biaya yang begitu besar untuk menghemat waktu proses produksi, sehingga mempercepat penyerahan ke pelanggan. Dengan proses yang baru, McDonald’s dapat menghasilkan hamburger pesanan dalam waktu 45 detik. Tata letak membuat perbedaan pada proses pengambilan bagasi pada perusahaan penerbangan, saat pelanggan mengharapkan tas bawaan mereka tepat pada waktunya (just-in-time).
·         Persediaan
Setiap pialang saham menurunkan persediaan hingga mendekati nol. Kebanyakan pesanan jual dan beli terjadi pada basis JIT karena sebuah pesanan jual atau beli yang tidak dieksekusi tidaklah dapat diterima oleh kebanyakan klien. Seorang pialang mungkin berada dalam masalah yang serius jika menahan sebuah perdagangan yang tidak dieksekusi. Dengan cara yang sama, McDonald’s mempertahankan persediaan barang jadi hanya 10 menit; setelah itu, dibuang. Rumah sakit juga menjalankan persediaan secara JIT dan persediaan pengaman yang rendah, bahkan untuk persediaan yang kritis seperti obat farmasi, dengan membangun jaringan komunikasi sebagai sistem cadangan. Dengan cara ini, jika sebuah apotek kehabisan obat yang diperlukan, maka anggota jaringan dapat menyediakannya pada pengiriman hari berikutnya.
·         Penjadwalan
Pada loket tiket perusahaan penerbangan, fokus sebuah sistem JIT adalah permintaan pelanggan, tetapi bukannya dipenuhi oleh persediaan produk yang berwujud, melainkan harus dipenuhi oleh karyawan. Melalui penjadwalan yang rumit, karyawan loket tiket perusahaan penerbangan muncul tepat waktu untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan, dan mereka menyediakan pelayanan berdasarkan JIT. Dengan kata lain, karyawan dijadwalkan, dan bukannya “barang” yang disimpan sebagai persediaan. Penjadwalan karyawan merupakan hal yang kritis. Pada sebuah salon kecantikan, fokus hanya sedikit berbeda: pelanggan dijadwalkan untuk meyakinkan dilayani secara JIT. Dengan cara yang sama, McDonald’s sebagai restoran paling cepat saji, penjadwalan karyawan dihitung hingga setiap 15 menit berdasarkan pada prediksi permintaan yang akurat. Apalagi, produksi yang dilakukan dalam lot kecil untuk memastikan bahwa hamburger yang segar dan panas dikirimkan dengan tepat waktu. Singkatnya, baik karyawan maupun produksi dijadwalkan berdasarkan JIT untuk memenuhi permintaan tertentu.
Untuk mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan dalam permintaan yang berubah secara terus-menerus, para pemasok harus dapat diandalkan, persediaan yang ramping (lean), siklus waktu yang singkat, dan jadwal yang cepat. isu ini sekarang dikelola dengan sangat berhasil pada banyak perusahaan terlepas dari jenis produk mereka. Teknik JIT secara luas digunakan baik oleh perusahaan penghasil barang maupun jasa; mereka hanya terlihat berbeda.

BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
JIT dan produksi lean merupakan filosofi dari perbaikan yang berkelanjutan. Produksi lean dimulai dengan fokus pada keinginan pelanggan, tetapi kedua konsep menfokuskan untuk memangkas semua pemborosan keluar dari proses produksi. Karena pemborosan ditemukan pada segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah, maka organisasi JIT dan lean memberikan niali tambah secara efisien dibandingkan dengan perusahaan lain. Pemborosan terjadi ketika produk yang cacat diproduksi dalam proses produksi atau oleh para pemasok di luar. JIT dan produksi lean menyerang pemborosan waktu yang terjadi karena penjadwalan yang lemah; mereka menyerang pemborosan pada kosongnya persediaan; mereka menyerang pemborosan dari peralatan dan pemesinan yang kurang terpelihara. Harapannya adalah karyawan yang memiliki komitmen, diberdayakan, dan bekerja dengan para manajemen dan pemasok yang juga memiliki komitmen untuk membangun sistem yang memberikan respons terhadap pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dan kualitas yang lebih tinggi.
3.2     Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasi pentingnya untuk menguasai sistem JIT dan produksi lean dalam mendukung perusahaan mengurangi atau bahkan meniadakan pemborosan karena adanya persediaan, karena persediaan dianggap dapat memberikan beban dan juga sistem JIT membantu perusahaan untuk mencapai skala efisiensi yang tinggi dan pentingnya bermitra dengan pemasok dalam meyediakan bahan baku material sehingga mencapai hubungan timbal balik yang saling menguntungkan guna menentukan keberhasilan JIT. 











DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Barry Render. Opertions Management 7edition (Bahasa Indonesia). Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Chase, Richard B, F. Robert Jacobs dan Nicholas J. Aquilano. Operations Management for Competitive Advantage 11edition. New York: McGraw-Hill, 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar