Bab
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kalau suatu agen atau instansi pemerintah dapat
sempurna menstabilkan harga komoditas, maka dunia sebagai keseluruhan akan
memperoleh keuntungan yang besar. Akan tetapi, stabilisasi yang ideal ini akan
memiliki lebih banyak pengaruh yang rumit atas kesejahteraan yang terpisah dari
negara-negara yang mengekspor dan mengimpor.
Untuk menganalisis pengaruh-pengaruh stabilisasi
harga yang ideal, kita akan mulai dengan menyederhanakan gambaran meengenai
guncangan yang telah melanda perdagangan dunia sebagai subyek. Andaikan salah
satu dari dua kurva perdagangan itu, kurva permintaan impor atau kurva
penawaran ekspor, menduduki posisi paralel dalam dua periode waktu, sementara
kurva perdagangan yang lain tidak berubah. Suatu variabilitas atau hal
terjadinya perubahan-perubahan dari sisi permintaan dengan demikian ditunjukkan
leh dua kurva permintaan yang paralel satu sama lain, satu untuk periode
permintaan impor yang lebih kuat (misalnya, ledakan permintaan atau boom dari
negara pengimpor) dan yang lain untuk periode permintaan impor yang lebih
lunak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka disusunlah
rumusan masalah yakni:
1. Apa
yang dimaksud dengan permintaan agregat dan penawaran agregat
2. Bagaimana
menetapkan output pada perekonomian terbuka
3. Dampak
kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian terbuka
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
-
Diharapkan dengan penulisan ini dapat
bermanfaat kepada pembaca khususnya mahasiswa ekonomi agar pengetahuan tentang
penentuan harga dan output pada perekonomian terbuka.
-
Menambah wawasan tentang pengaruh
kebijakan fiskal dan moneter terhadap penentuan harga dan output.
-
Menambah wawasan mengenai bagaimana
kebijakan fiskal dan moneter dapat menstimulasikan pertumbuhan ekonomi dalam
konteks perekonomian terbuka.
Bab
II
Pembahasan
2.1 Penawaran agregat (Aggregat Supply)
Adapun yang dimaksud dengan
penawaran agregat (AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di
dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada
berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilai
total dari seluruh barang akhirdan jasa yang di hasilkan dalam perekonomian.
Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut :
1. besarnya angkatan kerja,
2. besarnya stok kapital,
3. keadaan atau tingkat
tekhnologi,
4. tingkat pengangguran alamiah,
dan
5. harga faktor-faktor produksi.
Berkaitan dengan penewaran
agregat ini penting untuk dibedakan antara permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan
penawaran agregat jangka
panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan pengertian penawaran agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (SRAS).
Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih
menunjuk kepada jumlah ooutput riil yang ditawarkan ketika upah dan harga-harga
telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga
masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan keuntungannya dan perekonomian berada
pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level). Penawaran agregat
jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor
yang mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan asumsi harga lain-lainnya tetap,
apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin rendah tingkat
pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan semakin produkktif tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin
besar pula penawaran agregat jangka panjang.
Ciri-ciri Kurva AS
•
Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative
landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat
dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relative tetap karena tingkat penggunaan barang
modal belum mencapai kapsitasnya yang optimum dan upah masih
relative tetap.
•
Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaiikannya. Sebabnya ialah: pengangguran semakin merosot
dan kapasitas pabrik-pabrik mencapai optimum.
•
Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak. Kurva penawaran agregat pada hakikatnya
menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai
produksi riil (pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh
semua perusahaan dalam suatu perekonomian.
2.2 Permintaan Agregat
(aggregate demand)
Permintaan agregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa
akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat
harga. Sementara yang disebut dengan kurva permintaan agregat (aggregate demand
curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat
yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap. Kurva
permintaan agregat tersebut memilki slope negativ yang menunjukkan bahwa antara
jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negativ. Kurva
AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Artinya
semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam
perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu
perekonomian adalah :
•
Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
•
Tingkat bunga (i)
•
Investasi (I)
•
Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
•
Pengeluaran pemerintah (G)
•
Pajak (T)
•
Pendapatan luar negeri (Yf)
•
Harga luar negeri (Pf)
•
Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C),
pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah
(G), pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan
tingkat bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan
membawa kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan
agregat kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd, C, I, Ms/P,
G, Yf, Pf, dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau
mengserkan kurva AD ke kiri atas.
2.3 Penetapan
Output Perekonomian Terbuka
Tidak ada satupun negara yang dapat mencukupi
kebutuhannya sendiri, setiap negara dalah negara yang perekonomiannya terbuka
melakukan perdagangan barang dan jasa dengan negara lain, mengekspor komoditi
yang diproduksi lebih murah oleh negara lain.
Faktor keempat GNP adalah ekspor neto, yaitu ekspor
barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa, total pengeluaran dalam negeri
sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam negeri ditambah pembelian
oleh pemerintah untuk barang dan jasa.
Jadi untuk menghitung seluruh permintaan suatu
negara tarhadap barang dan jasa, kita harus memasukan permintaan luar negeri
selain permintaan dalam negeri, sehingga bisa diketahui seluruh pengeluaran
warga negara suatu negara yang pengeluaran dalam negeri ditambah penjualan
kepada orang asing dikurangi pembelian dalam negeri dari orang asing.
Faktor – faktor Penentu Ekspor Neto
a. Komponen ekspor neto adalah ekspor dan impor.
Impor sangan dipengaruhi oleh:
1. Pendapatan output yang mengimpor
2. Pilihan antara barang impor dan barang dalam negeri
berkaitan dengan relatif kedua barang tersebut.
b. Ekspor adalah
cerminan terbaik dari impor :
1. Ekspor suatu negara adalah impor negara lainnya, oleh
karena itu ekspor dan impor suatu negara tergantung dari pendapatan dan
output dari mitra dagang negara tersebut.
2. Apabila output luar negeri meningkat, atau nilai tukar
terhadap mata uang negara menurun, maka volume dan nilai ekspor suatu
negara cenderung meningkat.
c. Kecenderungan
Marginal untuk Mengimpor serta Garis Pengeluaran
Kecenderungan marginal untuk mengimpor adalah
peningkatan dalam nilai dolar untuk impor setiap $1 peningkatan GNP. Dunia
usaha cenderung melakukan investasi yang lebih banyak untuk meningkatkan kapasitas
pada output yang lebih tinggi. Kebocoran dan arus pengeluaran induktif akan
mengubah kemiringan penggandaan dalam suatu perekonomian.
2.4 Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Implikasi Perekonomian Terbuka
Mankiw, macroeconomics 8th edition (2012). Model
yang dikembangkan dalam analisis ini adalah model Mundell-Fleming. model ini
mengasumsikan bahwa perekonomian yang sedang dipelajari adalah perekonomian
terbuka kecil (small open economy) dengan mobilitas modal sempurna. artinya
tingkat bunga perekonomian (r) ditentukan oleh tingkat bunga dunia (r*). dapat
ditulis sebagai berikut :
R = r*
Tingkat dunia ini diasumsikan tetap secara eksogen
karena perekonomian tersebut relatif kecil terhadap perekonomian dunia.
Tingkat bunga domestik mungkin naik sedikit untuk jangka pendek tetapi, tetapi
dalam sekejap pihak asing akan melihat bunga yang lebih tinggi itu dan memberi
pinjaman ke negara ini. Aliran masuk modal akan mendorong tingkat bunga
domestik kembali menuju r*. persamaan pada pasar barang : Y =
C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e)
yang berbeda dari pasar pada perekonomian tertutup adalah adanya net ekspor (NX) pada kurs e. Persamaan ini membentuk kurva IS. Persamaan pada pasar uang : M/P = L(r*, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran uang riil, M/P, sama dengan permintaan, L(r, Y).Persamaan ini membentuk kurva LM.
yang berbeda dari pasar pada perekonomian tertutup adalah adanya net ekspor (NX) pada kurs e. Persamaan ini membentuk kurva IS. Persamaan pada pasar uang : M/P = L(r*, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran uang riil, M/P, sama dengan permintaan, L(r, Y).Persamaan ini membentuk kurva LM.
Variable eksogen adalah kebijakan fiskal :
G(pengeluaran pemerintah) dan T (pajak), kebijakan moneter : M (uang), P
(tingkat harga) dan tingkat bung dunia (r*). Sedangkan variabel endogennya
adalah Y (pendapatan) dan e (kurs). Dapat digambarkan kurva IS-LM nya :
Perekonomian bergantung pada sistem kurs yang
dianutnya. Ada dua jenis sistem kurs yaitu sistem kurs mengambang dan sistem
kurs tetap. Perekonomian dalam kurs mengambang. Kurs dibiarkan bebas,
pemerintah tidak mematok harga untuk mata uang domestik terhadap mata uang
asing. Pengaruh kebijakan pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan Fiskal.
Peningkatan pembelian pemerintah (G) dan pengurangan
(T) menggeser kurva IS ke kanan. Hal ini menaikkan suku bunga tetapi tidak
berpengaruh pada pendapatan.
b. Kebijakan Moneter.
b. Kebijakan Moneter.
Kenaikan dalam penawaran uang menggeser kurva LM ke
kanan, menurunkan kurs dan meningkatkan pendapatan.
c. Kebijakan Perdagangan.
Tarif atau kuota impor menyebabkan kurva IS bergrak
ke kanan, meningkatkat kurs tapi tidak mempengaruhi pendapatan nasional.
Perekonomian dalam Sistem Kurs Tetap
Dengan kurs tetap, bank sentral menjaga kurs dengan uang cara membeli dan menjual mata uang domestik terhadap mata uang asing. Bagaimana perekonomian terbuka terpengaruh oleh kebijakan yang diambil kita lihat penjelasan dibawah ini.
Dengan kurs tetap, bank sentral menjaga kurs dengan uang cara membeli dan menjual mata uang domestik terhadap mata uang asing. Bagaimana perekonomian terbuka terpengaruh oleh kebijakan yang diambil kita lihat penjelasan dibawah ini.
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal misal kenikan G atau pengurangan T
akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan. Untuk mempertahankan agar kurs,
bank sentral meningkatkan penawaran uang yang menggeser kurva LM ke kanan.
Pendapatan akan meningkat.
b. Kebijakan Moneter
Misalnya bank sentral meningkatkan penawaran uang
maka akan memberi tekanan pada kurs, untuk mempertahankannya penawaran uang
harus ke posisi semula. jadi kebijakan moneter tidak berpengaruh terhadap
pendapatan nasional.
c. Kebijakan Perdagangan
Hambatan impor seperti tarif atau kuota impor
menggeser kurva IS ke kanan, untuk mempertahankan kurs tetap maka bank sentral
menambah penawaran uang. maka pendapatan nasional naik.
Bab
III
Penutup
Kesimpulan:
Penawaran agregat (AS)
adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang
dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilai total dari seluruh
barang akhirdan jasa yang di hasilkan dalam perekonomian. Permintaan
agregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga.
Sementara yang disebut dengan kurva permintaan agregat (aggregate demand curve)
adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat yang
diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap. Kurva
permintaan agregat tersebut memilki slope negativ yang menunjukkan bahwa antara
jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negativ. Kurva
AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Artinya
semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam
perekonomian. Tidak ada satupun negara yang dapat mencukupi
kebutuhannya sendiri, setiap negara dalah negara yang perekonomiannya terbuka
melakukan perdagangan barang dan jasa dengan negara lain, mengekspor komoditi
yang diproduksi lebih murah oleh negara lain. Faktor keempat GNP adalah ekspor
neto, yaitu ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa, total
pengeluaran dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam
negeri ditambah pembelian oleh pemerintah untuk barang dan jasa. Jadi untuk
menghitung seluruh permintaan suatu negara tarhadap barang dan jasa, kita harus
memasukan permintaan luar negeri selain permintaan dalam negeri, sehingga bisa
diketahui seluruh pengeluaran warga negara suatu negara yang pengeluaran dalam
negeri ditambah penjualan kepada orang asing dikurangi pembelian dalam negeri
dari orang asing.
Daftar Pustaka
Lindert, Peter H. Ekonomi Internasional Edisi 11.
1994. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar