Minggu, 12 Oktober 2014

Perekonomian Terbuka

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Kalau suatu agen atau instansi pemerintah dapat sempurna menstabilkan harga komoditas, maka dunia sebagai keseluruhan akan memperoleh keuntungan yang besar. Akan tetapi, stabilisasi yang ideal ini akan memiliki lebih banyak pengaruh yang rumit atas kesejahteraan yang terpisah dari negara-negara yang mengekspor dan mengimpor.
Untuk menganalisis pengaruh-pengaruh stabilisasi harga yang ideal, kita akan mulai dengan menyederhanakan gambaran meengenai guncangan yang telah melanda perdagangan dunia sebagai subyek. Andaikan salah satu dari dua kurva perdagangan itu, kurva permintaan impor atau kurva penawaran ekspor, menduduki posisi paralel dalam dua periode waktu, sementara kurva perdagangan yang lain tidak berubah. Suatu variabilitas atau hal terjadinya perubahan-perubahan dari sisi permintaan dengan demikian ditunjukkan leh dua kurva permintaan yang paralel satu sama lain, satu untuk periode permintaan impor yang lebih kuat (misalnya, ledakan permintaan atau boom dari negara pengimpor) dan yang lain untuk periode permintaan impor yang lebih lunak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka disusunlah rumusan masalah yakni:
1.      Apa yang dimaksud dengan permintaan agregat dan penawaran agregat
2.      Bagaimana menetapkan output pada perekonomian terbuka
3.      Dampak kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian terbuka

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
-          Diharapkan dengan penulisan ini dapat bermanfaat kepada pembaca khususnya mahasiswa ekonomi agar pengetahuan tentang penentuan harga dan output pada perekonomian terbuka.
-          Menambah wawasan tentang pengaruh kebijakan fiskal dan moneter terhadap penentuan harga dan output.
-          Menambah wawasan mengenai bagaimana kebijakan fiskal dan moneter dapat menstimulasikan pertumbuhan ekonomi dalam konteks perekonomian terbuka.



Bab II
Pembahasan

2.1 Penawaran agregat (Aggregat Supply)
Adapun yang dimaksud dengan penawaran agregat (AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilai total dari seluruh barang akhirdan jasa yang di hasilkan dalam perekonomian. Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
     1. besarnya angkatan kerja,
     2. besarnya stok kapital,
     3. keadaan atau tingkat tekhnologi,
     4. tingkat pengangguran alamiah, dan
     5. harga faktor-faktor produksi.
     Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara permintaan     agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan penawaran agregat             jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan pengertian penawaran agregat     diatas adalah dalam artian      penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Sedangkan    penawaran       agregat jangka panjang (LRAS) lebih menunjuk kepada jumlah ooutput      riil      yang ditawarkan ketika upah dan harga-harga telah disesuaikan sedemikian rupa           sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan        keuntungannya dan perekonomian berada pada      tingkat kesempatan            kerja penuh (full          employment level). Penawaran agregat jangka panjang      tersebut dipengaruhi           oleh     factor-faktor yang mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan            asumsi harga lain-lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin        rendah      tingkat pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan    semakin produkktif  tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula          penawaran       agregat jangka panjang.
Ciri-ciri Kurva AS
     • Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative landai.                 Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan                     pada harga yang relative      tetap karena tingkat penggunaan barang modal belum mencapai   kapsitasnya yang optimum dan upah masih relative tetap.
     • Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaiikannya.                     Sebabnya ialah: pengangguran semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik mencapai            optimum.
     • Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak. Kurva                           penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan antara tingkat         harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (pendapatan nasional riil)                     yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu                                      perekonomian.
2.2 Permintaan Agregat (aggregate demand)
Permintaan agregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Sementara yang disebut dengan kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap. Kurva permintaan agregat tersebut memilki slope negativ yang menunjukkan bahwa antara jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negativ. Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Artinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah :
     • Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
     • Tingkat bunga (i)
     • Investasi (I)
     • Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
     • Pengeluaran pemerintah (G)
     • Pajak (T)
     • Pendapatan luar negeri (Yf)
     • Harga luar negeri (Pf)
     • Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G), pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan kurva AD ke kiri atas.
2.3 Penetapan Output Perekonomian Terbuka
Tidak ada satupun negara yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, setiap negara dalah negara yang perekonomiannya terbuka melakukan perdagangan barang dan jasa dengan negara lain, mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah oleh negara lain.
Faktor keempat GNP adalah ekspor neto, yaitu ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa, total pengeluaran dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam negeri ditambah pembelian oleh pemerintah untuk barang dan jasa.
Jadi untuk menghitung seluruh permintaan suatu negara tarhadap barang dan jasa, kita harus memasukan permintaan luar negeri selain permintaan dalam negeri, sehingga bisa diketahui seluruh pengeluaran warga negara suatu negara yang pengeluaran dalam negeri ditambah penjualan kepada orang asing dikurangi pembelian dalam negeri dari orang asing.
Faktor – faktor Penentu Ekspor Neto
a.    Komponen ekspor neto adalah ekspor dan impor. Impor sangan dipengaruhi oleh:
       1. Pendapatan output yang mengimpor
       2. Pilihan antara barang impor dan barang dalam negeri berkaitan dengan relatif kedua               barang tersebut.
b.      Ekspor adalah cerminan terbaik dari impor :
       1. Ekspor suatu negara adalah impor negara lainnya, oleh karena itu ekspor dan impor                 suatu negara tergantung dari pendapatan dan output dari mitra dagang negara                                 tersebut.
       2. Apabila output luar negeri meningkat, atau nilai tukar terhadap mata uang negara                    menurun, maka volume dan nilai ekspor suatu negara cenderung meningkat.
c.       Kecenderungan Marginal untuk Mengimpor serta Garis Pengeluaran
Kecenderungan marginal untuk mengimpor adalah peningkatan dalam nilai dolar untuk impor setiap $1 peningkatan GNP. Dunia usaha cenderung melakukan investasi yang lebih banyak untuk meningkatkan kapasitas pada output yang lebih tinggi. Kebocoran dan arus pengeluaran induktif akan mengubah kemiringan penggandaan dalam suatu perekonomian.
2.4 Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Implikasi Perekonomian Terbuka
Mankiw, macroeconomics 8th edition (2012). Model yang dikembangkan dalam analisis ini adalah model Mundell-Fleming. model ini mengasumsikan bahwa perekonomian yang sedang dipelajari adalah perekonomian terbuka kecil (small open economy) dengan mobilitas modal sempurna. artinya tingkat bunga perekonomian (r) ditentukan oleh tingkat bunga dunia (r*). dapat ditulis sebagai berikut :
 R = r*
Tingkat dunia ini diasumsikan tetap secara eksogen karena perekonomian tersebut relatif kecil terhadap perekonomian dunia.  Tingkat bunga domestik mungkin naik sedikit untuk jangka pendek tetapi, tetapi dalam sekejap pihak asing akan melihat bunga yang lebih tinggi itu dan memberi pinjaman ke negara ini. Aliran masuk modal akan mendorong tingkat bunga domestik kembali menuju r*. persamaan pada pasar barang :   Y = C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e)
yang berbeda dari pasar pada perekonomian tertutup adalah adanya net ekspor (NX) pada kurs e. Persamaan ini membentuk kurva IS. Persamaan pada pasar uang :    M/P =  L(r*, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran uang riil, M/P, sama dengan permintaan, L(r, Y).Persamaan ini membentuk kurva LM.
Variable eksogen adalah kebijakan fiskal : G(pengeluaran pemerintah) dan T (pajak), kebijakan moneter : M (uang), P (tingkat harga) dan tingkat bung dunia (r*). Sedangkan variabel endogennya adalah Y (pendapatan) dan e (kurs). Dapat digambarkan kurva IS-LM nya :


Perekonomian bergantung pada sistem kurs yang dianutnya. Ada dua jenis sistem kurs yaitu sistem kurs mengambang dan sistem kurs tetap. Perekonomian dalam kurs mengambang. Kurs dibiarkan bebas, pemerintah tidak mematok harga untuk mata uang domestik terhadap mata uang asing. Pengaruh kebijakan pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan Fiskal.
Peningkatan pembelian pemerintah (G) dan pengurangan (T) menggeser kurva IS ke kanan. Hal ini menaikkan suku bunga tetapi tidak berpengaruh pada pendapatan.

b. Kebijakan Moneter.
Kenaikan dalam penawaran uang menggeser kurva LM ke kanan, menurunkan kurs dan meningkatkan pendapatan.
c. Kebijakan Perdagangan.
Tarif atau kuota impor menyebabkan kurva IS bergrak ke kanan, meningkatkat kurs tapi tidak mempengaruhi pendapatan nasional. Perekonomian dalam Sistem Kurs Tetap
Dengan kurs tetap, bank sentral menjaga kurs dengan  uang cara membeli dan menjual mata uang domestik terhadap mata uang asing. Bagaimana perekonomian terbuka terpengaruh oleh kebijakan yang diambil kita lihat penjelasan dibawah ini.
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal misal kenikan G atau pengurangan T akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan. Untuk mempertahankan agar kurs, bank sentral meningkatkan penawaran uang yang menggeser kurva LM ke kanan. Pendapatan akan meningkat.
b. Kebijakan Moneter
Misalnya bank sentral meningkatkan penawaran uang maka akan memberi tekanan pada kurs, untuk mempertahankannya penawaran uang harus ke posisi semula. jadi kebijakan moneter tidak berpengaruh terhadap pendapatan nasional.
 c. Kebijakan Perdagangan
Hambatan impor seperti tarif atau kuota impor menggeser kurva IS ke kanan, untuk mempertahankan kurs tetap maka bank sentral menambah penawaran uang. maka pendapatan nasional naik.





Bab III
Penutup

Kesimpulan:
Penawaran agregat (AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat merupakan nilai total dari seluruh barang akhirdan jasa yang di hasilkan dalam perekonomian. Permintaan agregat (aggregate demand,AD) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Sementara yang disebut dengan kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap. Kurva permintaan agregat tersebut memilki slope negativ yang menunjukkan bahwa antara jumlah output yang diminta dengan tingkat harga hubungannya adalah negativ. Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas kekanan-bawah. Artinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam perekonomian. Tidak ada satupun negara yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, setiap negara dalah negara yang perekonomiannya terbuka melakukan perdagangan barang dan jasa dengan negara lain, mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah oleh negara lain. Faktor keempat GNP adalah ekspor neto, yaitu ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa, total pengeluaran dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam negeri ditambah pembelian oleh pemerintah untuk barang dan jasa. Jadi untuk menghitung seluruh permintaan suatu negara tarhadap barang dan jasa, kita harus memasukan permintaan luar negeri selain permintaan dalam negeri, sehingga bisa diketahui seluruh pengeluaran warga negara suatu negara yang pengeluaran dalam negeri ditambah penjualan kepada orang asing dikurangi pembelian dalam negeri dari orang asing.









Daftar Pustaka
Lindert, Peter H. Ekonomi Internasional Edisi 11. 1994. Jakarta: Bumi Aksara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar